Profil Roseanne Park: Perjalanan Karier, Fakta Menarik, dan Inspirasi di Dunia Musik

Roseanne Park

Roseanne Park, lebih dikenal dengan nama panggungnya Rosé, adalah seorang penyanyi berbakat dan anggota dari girl group terkenal asal Korea Selatan, BLACKPINK. Lahir pada 11 Februari 1997 di Auckland, Selandia Baru, Rosé tumbuh besar di Melbourne, Australia. Kehadirannya di industri musik global tidak hanya memperlihatkan kemampuan vokalnya yang luar biasa tetapi juga inspirasinya sebagai seorang seniman yang penuh dedikasi.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Rosé lahir dari keluarga imigran Korea di Selandia Baru. Sejak usia dini, ia menunjukkan minat besar terhadap musik. Ketika pindah ke Melbourne bersama keluarganya, ia mulai belajar bermain piano dan gitar serta aktif bernyanyi di gereja. Lingkungan musikal inilah yang membentuk dasar kecintaannya pada seni.

Pendidikan formalnya berlangsung di Canterbury Girls’ Secondary College di Melbourne. Meskipun ia menonjol di bidang akademik, hasratnya terhadap musik membuatnya berani mengejar mimpi yang lebih besar.

Langkah Pertama di Dunia Musik

Karier Rosé di industri musik dimulai pada tahun 2012, ketika ia mengikuti audisi YG Entertainment di Sydney. Dengan lebih dari 700 pelamar, Rosé berhasil menduduki peringkat pertama berkat suaranya yang unik dan kemampuan bermain gitar yang memukau. Setelah diterima, ia pindah ke Korea Selatan untuk menjalani pelatihan intensif selama empat tahun.

Pada tahun 2016, Rosé resmi debut sebagai salah satu anggota BLACKPINK bersama Jisoo, Jennie, dan Lisa. Grup ini langsung meraih popularitas luar biasa dengan single debut mereka, “Boombayah” dan “Whistle”, yang menjadi hit besar di berbagai negara.

Perjalanan Karier Bersama BLACKPINK

Sebagai vokalis utama BLACKPINK, Rosé memiliki peran yang sangat vital. Suaranya yang lembut namun kuat menjadi ciri khas grup ini. Bersama BLACKPINK, Rosé telah merilis banyak lagu hits seperti “DDU-DU DDU-DU”, “Kill This Love”, dan “How You Like That”. Album-album mereka sukses secara komersial dan kerap mendominasi tangga lagu internasional, termasuk Billboard.

BLACKPINK juga menjadi salah satu grup K-pop pertama yang tampil di festival musik bergengsi Coachella, sebuah pencapaian monumental yang menandai keberhasilan global mereka. Rosé dan rekan-rekannya terus membuktikan bahwa mereka bukan hanya fenomena K-pop tetapi juga ikon budaya global.

Debut Solo dan Keberhasilan

Pada 12 Maret 2021, Rosé memulai debut solonya dengan album single bertajuk “R”. Album ini terdiri dari dua lagu: “On The Ground” dan “Gone”. “On The Ground” berhasil mencetak rekor sebagai lagu solois K-pop dengan debut tertinggi di Billboard Global 200. Lagu ini juga menunjukkan sisi personal Rosé, yang berbicara tentang perjuangannya mencapai mimpi dan menemukan arti kebahagiaan.

Debut solonya memperkuat posisinya sebagai artis serba bisa yang mampu bersinar di luar grup. Ia juga aktif menulis lagu, yang mencerminkan kedalaman emosional dan kreativitasnya sebagai seorang seniman.

Fakta Menarik Tentang Rosé

  1. Multitalenta: Selain bernyanyi, Rosé juga mahir bermain gitar dan piano. Ia sering menunjukkan kemampuan ini dalam konser maupun sesi akustik.
  2. Fashion Icon: Rosé adalah duta global merek-merek fashion ternama seperti Saint Laurent dan Tiffany & Co. Gayanya yang elegan dan modern membuatnya menjadi panutan di dunia mode.
  3. Poliglot: Rosé fasih berbahasa Inggris dan Korea, serta memahami beberapa bahasa lain, yang memudahkannya berinteraksi dengan penggemar internasional.
  4. Kepribadian Hangat: Ia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan penuh kasih sayang terhadap anggota BLACKPINK dan para penggemar, BLINK.

Inspirasi Bagi Banyak Orang

Perjalanan karier Rosé merupakan inspirasi bagi jutaan penggemar di seluruh dunia. Ia membuktikan bahwa kerja keras, keberanian, dan dedikasi dapat membawa seseorang mencapai mimpi yang tampak mustahil. Rosé juga kerap menyampaikan pesan positif melalui musiknya, yang mendorong penggemar untuk tetap percaya pada diri sendiri.

Rosé juga menjadi panutan bagi banyak wanita muda yang bercita-cita masuk ke industri hiburan. Keberhasilannya menunjukkan bahwa menjadi otentik dan berani mengekspresikan diri adalah kunci untuk mencapai kesuksesan sejati.

Kesimpulan

Dari seorang gadis biasa yang besar di Melbourne hingga menjadi bintang global, perjalanan Rosé adalah bukti kekuatan mimpi dan determinasi. Dengan suaranya yang memukau, kepribadiannya yang menawan, dan semangatnya yang tak tergoyahkan, Rosé terus mencuri hati banyak orang. Ia tidak hanya menjadi ikon musik, tetapi juga simbol inspirasi bagi generasi muda di seluruh dunia.

Baca juga :Kiprah Simu Liu: Dari Stuntman hingga Superhero Marvel

Kiprah Simu Liu: Dari Stuntman hingga Superhero Marvel

Simu liu

Simu Liu, seorang aktor kelahiran China yang kemudian menjadi ikon superhero Asia pertama di Marvel Cinematic Universe (MCU), memiliki perjalanan karier yang penuh liku. Dari awalnya bekerja sebagai akuntan hingga akhirnya menjadi bintang film Hollywood, kisah Simu Liu adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama di komunitas Asia yang mendambakan representasi yang lebih besar dalam budaya pop global.

Masa Kecil dan Pendidikan

Lahir pada 19 April 1989 di Harbin, China, Simu Liu pindah ke Kanada bersama keluarganya ketika masih kecil. Seperti banyak imigran, keluarganya bekerja keras untuk membangun kehidupan baru di negara yang berbeda budaya dan bahasa. Liu tumbuh di lingkungan yang kompetitif, dengan harapan besar dari orang tuanya yang menginginkan dia sukses dalam jalur karier tradisional.

Simu Liu menempuh pendidikan di Western University di Kanada dan meraih gelar di bidang akuntansi. Namun, pekerjaan sebagai akuntan tidak lama menarik hatinya. Setelah beberapa waktu bekerja di bidang tersebut, Liu memutuskan untuk mengejar hasratnya di dunia seni dan hiburan.

Langkah Awal di Dunia Hiburan

Keputusan Simu Liu untuk meninggalkan pekerjaan stabil dan terjun ke dunia akting adalah sebuah langkah berani. Ia memulai kariernya sebagai stuntman dan aktor figuran. Dengan latar belakang seni bela diri, Liu sering mendapatkan peran dalam adegan laga. Ia belajar banyak dari pengalaman ini, mulai dari koreografi pertarungan hingga memahami seluk-beluk industri perfilman.

Pekerjaan sebagai stuntman tidak selalu glamor, tetapi Simu Liu menggunakan kesempatan ini untuk mengasah kemampuannya. Ia tampil dalam berbagai proyek televisi dan film sebagai pemeran pengganti atau aktor tambahan. Selama beberapa tahun, ia berjuang untuk mendapatkan pengakuan di dunia hiburan yang sangat kompetitif.

Terobosan dalam Serial Televisi

Karier Simu Liu mulai mendapat perhatian ketika ia membintangi serial komedi Kanada berjudul Kim’s Convenience (2016–2021). Dalam serial ini, Liu memerankan karakter Jung, seorang pemuda yang bekerja keras untuk memperbaiki hubungannya dengan keluarganya. Serial ini tidak hanya sukses di Kanada, tetapi juga menarik perhatian audiens global melalui platform streaming.

Perannya di Kim’s Convenience menunjukkan kemampuan akting Liu yang mampu menggabungkan humor dengan momen-momen emosional yang mendalam. Serial ini juga menjadi wadah bagi Liu untuk menyuarakan isu-isu penting tentang representasi Asia di media.

Dari Stuntman ke Superhero Marvel

Titik balik terbesar dalam karier Simu Liu terjadi ketika ia dipilih untuk memerankan Shang-Chi dalam film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (2021). Film ini merupakan tonggak sejarah, karena untuk pertama kalinya Marvel memperkenalkan superhero Asia sebagai tokoh utama dalam MCU.

Liu mengungkapkan bahwa ia secara langsung menghubungi Marvel melalui media sosial beberapa tahun sebelum audisi, bercanda tentang dirinya sebagai kandidat untuk peran superhero. Ternyata, candaan itu menjadi kenyataan. Setelah melalui proses audisi yang ketat, Liu berhasil mendapatkan peran tersebut.

Sebagai Shang-Chi, Simu Liu menunjukkan keahliannya dalam seni bela diri, serta kemampuan akting yang mendalam untuk menggambarkan perjalanan emosional karakter tersebut. Film ini menuai pujian kritis dan sukses secara komersial, membuka pintu bagi lebih banyak cerita yang berfokus pada budaya Asia di Hollywood.

Dampak Representasi

Kesuksesan Shang-Chi tidak hanya mengukuhkan posisi Simu Liu di Hollywood, tetapi juga membawa dampak besar pada representasi Asia dalam industri hiburan. Liu sering berbicara tentang pentingnya representasi di media, khususnya bagi komunitas Asia yang sering kali kurang terwakili atau digambarkan secara stereotip.

Melalui perannya, Liu membantu mematahkan stigma tentang aktor Asia di Hollywood. Ia menunjukkan bahwa aktor Asia bisa menjadi pahlawan, lucu, romantis, dan kompleks seperti halnya aktor dari latar belakang lainnya.

Kiprah Simu Liu di Luar Layar

Selain akting, Simu Liu juga seorang penulis dan motivator. Ia menulis memoar berjudul We Were Dreamers: An Immigrant Superhero Origin Story (2022), yang menceritakan perjalanan hidupnya sebagai seorang imigran dan perjuangannya meraih mimpi. Buku ini memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapinya, termasuk tekanan budaya dan harapan keluarga.

Simu Liu juga aktif di media sosial, sering berbagi cerita tentang kehidupannya dan menggunakan platformnya untuk menyuarakan isu-isu sosial. Ia menjadi panutan bagi generasi muda, terutama mereka yang memiliki latar belakang serupa.

Masa Depan yang Cerah

Dengan kesuksesan yang diraihnya, Simu Liu tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Ia telah diumumkan akan kembali sebagai Shang-Chi dalam sekuel MCU mendatang, dan juga terlibat dalam berbagai proyek film lainnya. Liu terus memperluas portofolionya, termasuk menjajal peran di luar genre aksi.

Simu Liu adalah bukti nyata bahwa kerja keras, tekad, dan keberanian untuk mengambil risiko dapat membawa seseorang menuju kesuksesan yang luar biasa. Dari stuntman hingga superhero, perjalanan karier Liu adalah pengingat bahwa mimpi, betapapun sulitnya, bisa diwujudkan dengan usaha dan keyakinan yang kuat.

Baca juga : Perjalanan Karier dan Aktivisme Emma Watson

Semua Tentang Liu Yifei, Bintang Mulan Disney

Semua Tentang Liu Yifei, Bintang Mulan Disney

Adaptasi live-action Disney yang sangat dinanti-nantikan dari Mulan dengan cepat mendekati tanggal rilisnya di bioskop. Film ini telah menghasilkan banyak desas-desus tentang apa yang tidak ada (Mushu dan Li Shang). Dan Agustus lalu, aktris utamanya Liu Yifei, aktris Cina-Amerika yang memerankan Mulan sendiri, menciptakan kontroversi yang menghasilkan tajuk berita sendiri.

Di sini, semua yang perlu Anda ketahui tentang Yifei, mengapa #BoycottMulan tren, dan berapa banyak pelatihan yang Yifei lakukan untuk bermain Mulan.

Yifei berusia 32 tahun dan telah berakting sejak 2002.

Yifei terutama berada di TV dan film Tiongkok, meskipun dia juga warga negara Amerika. Dia telah dikreditkan sebagai Crystal Liu dalam beberapa penampilannya. Yifei telah bertindak bersama beberapa nama besar Hollywood: Dia berada di The Forbidden Kingdom (2008) bersama Jackie Chan dan Outcast (2014) bersama Nicolas Cage. Di Cina, Yifei dikenal sebagai “Peri Adik” karena kecantikan dan bakatnya.

Yifei berbicara dengan Kosmopolitan Korea (dalam sebuah wawancara yang diterjemahkan padaKBeautyNow.com ) pada tahun 2016 tentang bagaimana dia benar-benar didedikasikan untuk keahliannya sebagai seorang aktris berusia 20-an. “Sudah 13 tahun sejak membuat debut pertama saya, dan ada banyak perubahan dalam akting dan sikap mental saya,” katanya. “Seperti kebanyakan aktris wanita, saya selalu bercita-cita untuk sukses dan menjadi bintang populer, dan energi positif saya tidak pernah padam. Dan tidak sampai memasuki usia dua puluhan saya mulai mengidentifikasi impian saya yang sebenarnya sebagai seorang aktris. Saya menyadari bahwa akting tidak semua tentang menerima tepuk tangan atau sorak-sorai orang-orang. Ini tentang memberikan karakter yang tepat kepada penonton dan merasa puas dengan siapa Anda menjadi di atas panggung. Oleh karena itu, saya mencoba untuk lebih fokus pada kualitas abstrak akting, dan saya berharap untuk menjadi aktris yang lebih baik sepanjang waktu. “

Yifei tinggal di New York City (Queens, khususnya) selama bertahun-tahun ketika dia masih kecil dan mengembangkan keterampilan berbahasa Inggrisnya saat itu.

Yifei pindah ke kota bersama ibunya ketika dia berusia 10 tahun, South China Morning Post melaporkan . Dia akan kembali ke China lima tahun kemudian (setelah menjadi warga negara Amerika) untuk menghadiri Akademi Film Beijing. Yifei mengonfirmasi kepada Cosmo Korea bahwa ia mendapat peran dalam serial televisi Cina pada usia 15 ketika ia kembali untuk menghadiri sekolah.

Yifei mengalahkan 1.000 pesaing untuk peran Mulan.

The Hollywood Reporter menulis ketika mengungkapkan bahwa Yifei berperan sebagai sutradara Disney yang melakukan pencarian ekstensif untuk menemukan Mulan mereka di lima benua. Mereka mencari seorang wanita Cina muda yang memiliki keterampilan seni bela diri yang kredibel, mampu berbicara bahasa Inggris, dan memiliki kualitas bintang.

Selama percakapan Februari 2020 dengan Awkwafina for Interview Magazine , Yifei mengatakan ini tentang tantangan bermain karakter terkenal:

Motivasinya adalah cinta, cintanya pada ayahnya, dan perjalanannya untuk mencari tahu siapa dia sebenarnya. Itu adalah pekerjaan rumah saya, dan saya akan mengatakan bahwa itu memotivasi saya untuk mempersiapkan diri secara mental, tetapi juga secara fisik, dengan banyak hal-hal olahraga, pelatihan perang, pelatihan kuda. Tetapi pada intinya, Mulan benar-benar tentang karakter, semangat. Dia adalah karakter yang terkenal, tetapi saya juga ingin menjadi diri saya sendiri. Itu semua tentang keseimbangan dan pilihan. Selalu berani menjadi diri sendiri.

Yifei menyanyikan dan melakukan 90% dari aksi sendiri di Mulan .

Yifei menyanyikan dan melakukan 90% dari aksi sendiri di Mulan .

Meskipun live-action Mulan telah menghadapi serangan balasan karena tidak termasuk lagu asli film animasi, Yifei akan bernyanyi dalam film mendatang. Menurut maha168, Yifei menyanyikan versi Cina Mandarin “Refleksi,” yang diputar selama kredit akhir mengikuti versi Christina Aguilera. Ketika ditanya tentang hal ini, Yifei terkejut mengetahui versinya dimasukkan dalam film, mengatakan, “Kamu tahu, aku mencoba mengatakan kepada mereka bahwa aku tidak memiliki suara. Tapi itu adalah proses yang menyenangkan.” Aktris itu juga mengungkapkan bahwa dia pernah menggunakan lagu itu dalam sebuah audisi tahun lalu.

Yifei juga bangkit menghadapi tantangan mengeksekusi adegan pertarungan film. Dalam sebuah wawancara dengan Insider , Mulan sinematografer Mandy Walker mengatakan aktris itu melakukan sebagian besar aksinya sendiri. “Liu Yifei luar biasa,” kata Walker kepada outlet. “Selain sebagai orang yang baik, dia sangat profesional. Dia melakukan hampir semua pekerjaan akrobat itu sendiri — menunggang kuda, bertarung pedang, seni bela diri, urutan pertempuran, aksi. Kami selalu memiliki orang aksi di sana, tetapi dia juga berlatih, dan kami akan mencobanya bersamanya, dan sembilan dari 10, dia melakukannya.”

Baca juga biografi Henry Golding, Aktor Box Office Crazy Rich Asian

Henry Golding, Aktor Box Office Crazy Rich Asian

Henry Golding, Aktor Box Office Crazy Rich Asian

Henry Golding adalah aktor dan presenter televisi yang berbasis di Singapura. Lahir dari keturunan Inggris dan Iban, Aktor Malaysia Henry Golding lahir di Betong, Malaysia dari ayah Inggris dan ibu Malaysia.

Dia tinggal di Terengganu selama delapan tahun pertama hidupnya sebelum keluarganya pindah ke Surrey, Inggris. Dia tidak kuliah setelah menyelesaikan sekolah menengah dan malah bekerja sebagai penata rambut di London. Dia akhirnya pindah ke Kuala Lumpur ketika dia berusia 21 tahun.

Henry tidak memulai kariernya di televisi sebagai aktor, tetapi sebagai presenter dan pembawa acara. Dia bekerja untuk BBC dan Discovery Channel pada acara-acara seperti Welcome to the Railworld Malaysia dan tindak lanjutnya, Welcome to the Railworld Japan.

Sebagai bagian dari perjalanannya, Golding mendokumentasikan bejalai-nya, sebuah ritus peralihan ke kedewasaan sebagai bagian dari suku leluhur Malaysia, Iban. Menyusul pengalaman dua bulan di Kalimantan, yang ia rekam sendiri, Henry selesai dengan tato bejalai tradisional yang disadap dengan tangan di paha kanannya.

Saat ini, Henry juga terlihat di program perjalanan andalan BBC World News, The Travel Show . Diproduksi dari Rumah Siaran Baru BBC di London, Travel Show menyiarkan ke seluruh dunia melalui saluran TV BBC World News kepada audiensi global lebih dari 303 juta rumah, mencapai 71 juta pemirsa setiap minggu.

Sementara ia memiliki beberapa bagian kecil dalam film-film Malaysia seperti Pisau Cukur (2009), peran terobosan Henry muncul ketika ia berperan sebagai pewaris tampan dan sangat kaya untuk kekayaan Singapura dalam film hit box office Crazy Crazy Asians (2018) .

Beberapa menyebut ini sebagai contoh lain dari pencucian putih di Hollywood, karena keturunan Golding yang setengah-Inggris, setengah-Malaysia, sesuatu yang dia katakan telah berjuang dengan dirinya sendiri sepanjang hidupnya: “Satu hal yang saya pelajari sangat muda adalah memiliki identitas saya. Dan saya tahu, saya orang Asia terus menerus. Tidak ada yang perlu saya buktikan. “

Pada bulan Maret 2018, diumumkan bahwa Henry akan memainkan peran utama dalam Monsoon , sebuah film baru dari penulis / sutradara Hong Khaou (Lilting). Dalam drama, ia akan memerankan seorang pria yang melakukan perjalanan dari London ke negara kelahirannya Vietnam untuk menyebarkan abu orangtuanya.

Henry menikah dengan kepribadian TV Italia-Taiwan Liv Lo dan keduanya tinggal di Singapura. Mereka berteman baik dengan lawan main Golding’s Crazy Rich Asians (2018) Harry Shum Jr dan istrinya Shelby Rabara.

Juga pada tahun 2018, Henry muncul dalam film thriller neo-noir A Simple Favor (2018) bersama Anna Kendrick dan Blake Lively. Pada tahun 2019 ia kembali ke layar lebar dalam film Inggris Monsoon (2019), serta komedi romantis Last Christmas (2019), yang dibintangi bersama Emilia Clarke .

Bagi Henry, 2020 terlihat sebagai tahun yang besar, dengan membintangi peran dalam film seperti Guy Ritchie ‘s Gentlemen bersama Matthew McConaughey ; dan peran judul dalam spin-off GI Joe, Snake Eyes (2020).

Lalu pada hari liburnya, Henry mungkin dapat ditemukan, di luar jalur, jauh di gang samping di kota mana pun, menemukan dan mendokumentasikan kehidupan dalam kamera 24 Megapikselnya.